“hal yang paling indah didunia ini adalah when I find something to admire”
Malam minggu tempo itu,ku
arungi ratusan debur-debur ombak kesunyian dengan seorang diri.Ku ikuti langkah
kakiku yang mulai tak terarah oleh otak dan hatiku.Dan berhentilah aku dirumah
sahabatku,Diyan namanya.Dia membawaku kesuatu tempat yang asing untukku.Tempat
itu sama sekali tak menarik hasratku untuk sekedar berkata “lumayan nyaman”.Ditengah
rasa bosan yang mulai melandaku,datanglah seorang gadis cantik(terlihat lebih
muda dariku).Gadis itu menyapaku “hay..”
“yaa”jawabku singkat
“kenapa murung?bukan harusnya bersenang-senang
kalo datang ketempat ini”
“ah kepo aja nih.kamu sendiri kenapa ngga gabung
mereka”Tanya ku balik
“nggak ah,lagi galau hehe”jawab ringannya
“haha masih model galau ya?” sedikit mengejek
“ah apaan coba.Oh ya siapa nama kamu?”
“aku Riyon,kamu?”menyodorkan tangan
“oh keren.Revo”menjabat tanganku
“haha kayak motor ya”celetukku
Di situ akhirnya aku mulai akrab dengannya.Setelah
ngobrol panjang akhirnya aku tahu bahwa dia berhenti sekolah karena
keterbatasan biaya.Sudah hampir dua tahun ini dia bekerja sebagai pelayan
caffe,hasilnya dia gunakan untuk menghidupi keluarganya,karena sang ayah
bukannya mencari nafkah untuknya melainkan menyusahkan.Ayahnya suka berjudi dan
bermabuk ria diluar rumah.
Malam ini cukup terhibur akhirnya setelah bertemu
gadis tadi.Akupun kembai kerumah dengan hati yang lebih baik dan dengan nomor
telepon si gadis itu.
Dua bulan pertama aku dekat dengan Revo,saat aku
mengajaknya kepantai dia bersandar dibahuku dan menangislah dia disitu.Dia
bercerita bahwa dia saat ini sedang bingung mencari biaya untuk berobat ibunya
yang mengidap penyakit tumor diperutnya.
“memang adik butuh berapa untuk biaya itu
semua?”tanyaku
“untuk operasinya semua butuh lima juta kak,tapi
tabungan Revo baru ada satu setengah juta kak.Revo bingung kak harus cari
dimana lagi,gaji sebulan saja hampir pas-pasan untuk makan sehari-hari dan
membayar uang kontrakan”jelasnya disertai tetes air mata dari mata yang cantik itu
“aduh,udah adik sayang jangan nangis lagi ya kakak
nggak kuat lihatya.Besok kita ke dokter ya buat nyembuhin ibu adik,masalah
biaya nanti kakak yang lengkapin ya”lerai ku sambil menyeka air matanya
Akhirnya,Rabu pagi tepatnya,ku jemput Revo bersama
ibunya untuk ku rujuk kerumah sakit agar ibu Revo segera dioperasi.Pukul 10.15
wib ibu Revo masuk ruang operasi.Sebelumnya aku urus administrasinya,untuk
membayarnya terpaksa ku bobol tabungan ku di ATM.Aku menunggu bersama Revo
diruang tunggu,disitu aku dikejutkan oleh Revo yang tiba-tiba memberiku sebuah
kecupan dipipi kiri ku,
“eh Revo kok cium kakak ?kakak kan bukan
siapa-siapanya Revo”tanyaku penasaran
“justru itu kak,kakak yang bukan siapa-siapa Revo
aja mau bantu ibu Revo yang sedang sakit,makasih ya kak”timpalnya
Pukul 14.00 wib,operasi selesai dan berjalan
dengan lancer bahkan kata dokter sangat lancar.Setelah ibunya dipindahkan ke
ruang rawat pasien aku minta pamit pulang kepada Revo juga ibunya dan berjanji
esok aku akan menjemput mereka pulang kerumah.
Empat bulan berlalu setelah operasi ibunya
berlangsung.Kini ku perhatikan akir-akhir ini kondisi Revo semakin lemah,dia sering
tak memberi kabar padaku,jika ku ajak keluar seringnya ia menolak dengan segala
alasan yang dibuatnya.Dan beberapa waktu yang lalu saat kutemui ia di rumahnya
dia terlihat pucat dan semakin kurus dan dia saat itu telah mengenakan
hijab(subhanallah cantiknya dia).Mungkin itu akibat dari penyakit yang sudah
sejak usia 8tahun menyinggahi tubuh mungilnya itu.
Flashback
Aku tahu Revo mengidap Leukimia dari temannya yang
bernama Deasy.Dulu pernah hampir sampai satu minggu Revo tak dapat ku
hubungi.Karena cemas kudatangi caffe tempatnya bekerja untuk sekedar tahu
keadaan dia.Tapi saat itu tak ku temui dia disana.Dan akhirnya aku tanya dengan
salah satu pelayan disana yang ku tahu namanya adalah Deasy.
“ee maaf mbak,boleh saya meminta waktunya
sebentar?”izinku
“ada apa ya mas?kiranya ada yang bisa saya
bantu”jawabnya dengan ramah
“saya mau
tanya tentang…” ungkapku terputus saat sang manager memanggilnya
“maaf mas,saya dipanggil bos.Bagaimana kalau nanti
saja ketika saya sudah selesai kerjanya,tinggal sebentar saja ini”jelasnya
“oh baiklah,nanti saya tunggu didepan ya”
“baik mas” jawaban sopannya sambil melemparkan
sebuah senyuman
Setengah jam aku nunggu diluar akhirnya dia datang
juga,dan menyapaku yang tengah berusaha menghubungi nomor telepon Revo.
“mas”
“eh,iya.Sudah selesai?”tanyaku
“sudah mas,mas mau bertanya apa tadi”selidiknya
“ini loh,saya itu khawatir sama Revo,hampir
seminggu ini dia tak lagi memberi saya kabar.Nomornya tak pernah dia aktifkan”
“maaf sebelumnya,memang mas ini siapanya Revo ya?”
“saya temannya,yaa kebetulan akhir-akhir ini lagi
deket sama dia”
“oh,saya akan cerita,tapi mas tak perlu
menceritakan hal ini pada siapa pun sekalipun Revo.Gini mas,Revo itu sebenarnya
telah mengidap penyakit Leukimia sejak dia masih berusia 8 tahun.Tapi dia tetap
ceria dan tegar dihadapan orang-orang sekitar dia.Dia itu tidak pernah memperdulikan
penyakitnya,kedokter saja hanya sekali waktu dulu saat pertama kali dia tahu
mengidap Leukimia.Dia merasa kasihan dengan keluarganya jika harus minta
berobat karena keluarganya bukan tergolng orang kaya.Terlebih bapak tirinya
yang begitu acuh pada dia dan keluarga”jelasnya panjang lebar.
Next
Sabtu malam minggu itu ku ajak Revo jalan,dia
menyetujuinya dan sepakat ku jemput kerumahnya pukul 15:00wib.Saat aku sampai
rumahnya dia telah menungguku diberanda rumahnya dengan sebuah gaun sangat
indah disertai hijab dikepalanya,subhanallah cantiknya dia hari itu.
Lalu kuturun membukakan pintu mobilku untuk mempersilahkan Gadis manisku
itu.Dalam perjalanan itu kami berdua banyak diam,entah mengapa hilang sudah
semua pertanyaan yang sempat kusiapkan dari rumah tadi.Tiba-tiba..
“kakak mau ajak Revo kemana?”tanyanya memecah
keheningan
“ketempat yang indah”
“yaa,tapi dimana ?”
“ada deh”sok misterius
Hampir tiba ketempat tujuan,kuhentikan laju
mobilku dan meminta Revo untuk memejamkan matanya.
Akhirnya kami sampai ketempat yang aku tuju,yaitu
pantai pangandaran.Kuajak dia ketempat itu karena itu impiannya.Yaaa walaupun
dia tinggal di Bandung sejak lahir tapi belum pernah dia ke pantai itu.
Saat kubuka matanya di tepi pantai itu dia
berteriak kegirangan dan memeluk erat tubuhku.”termakasih tuhan telah engkau
anugerahkan kepadaku kakak yang sebaik ini”kalimat yang pertama ia ucapkan saat
memandang pekat ke langit yang mulai keemasan saat itu tanpa melepas gengamannya
ditanganku.
Dua hari setelah masa indah itu tak lagi aku
mendapat kabar dari Revo.Sore itu saat handphone ku bordering menyadarkanku
dari lamunanku yang tertuju pada Revo
“ini benar kak riyon?”suara parau disebrang sana
“yaa,saya sedang bicara dengan siapa?”
“ini kak,aku Mina adeknya kak Revo.Kak Revo masuk
rumah sakit,kak”suaranya bergetar
“kenapa kakakmu?sekarang dirumah sakit
mana?”selidikku cemas
Setelah mendapat kabar itu aku bergegas menuju
rumah sakit dimana Revo berada.Sampai disana Revo masih berada diruang
ICU.Setelah menunggu beberapa waktu akhirnya dia dipindah keruang rawat pasien
dan aku menemaninya beserta ibu dan adiknya.
Dua hari menginap dirumah sakit akhirnya Revo
sadar,dan saat ia sadar (belum sempat membuka matanya) dia memekik..”KAK
RIYON”.Subhanallah begitu sayangkah dia padaku?
“iya adek,kakak disini disamping adek”menggenggam
tangannya
Sejak hari itu kondisinya telah membaik,dia mulai mau makan minum dan banyak berbincang-bincang.Dan sore itu dia memintaku untuk mengantarnya ketaman dekat rumah sakit itu.Dia terlihat lebih segar dari beberapa hari yang lalu.Disitu dia banyak bercanda banyak ketawa bersamaku,dan tiba-tiba dia meraih tanganku dan berkata “kak,terimakasih kakak telah begitu baik menjadi kakaknya aku.Aku bersyukur,sangaaat bersyukur pada Allah yang telah membawa kakak ke hidup aku.”
“iya adekku sayang,kakak juga sangat bersyukur
bertemu adek”ucapku sambil ku elus kepalanya
Malam
hari pun tiba,entah mengapa malam itu aku tak punya keinginan untuk pulang
kerumah.Mulai sore itu tak lepas aku memandangi wajah ayu Revo yang entah
kenapa wajahnya tiba-tiba jauh lebih cantik dan bercahaya dari biasanya.Pukul
19:00 wib,waktunya dia makan ngga biasanya dia meminta sendiri untuk ku
suapi,dan saat kusuapi dia habis lebih banyak dari biasanya.Seusai makan ku
tawari dia untuk minum obat tapi dia menolak dan berkata”udah ah kak,aku bosen
minum obat itu terus,aku mau bobok aja nanti juga hilang sakitnya hehe”.
Setengah jam dia tertidur dengan tangannya masih
dalam genggamanku,tiba-tiba dia kejang-kejang.Karena panik ku pencet bell
darurat dari kamar rawatnya untuk memanggil dokter.Dokter datang dan segera
member bantuan pada Revo,namun Allah telah memilihkan jalan lain untuk dia.Revo
pun tak tertolong lagi.
Pagi
harinya jasad almarhummah segera dikebumikan diTPU dekat tempat
tinggalnya.Seusai prosesi pemekaman itu aku diberikan oleh ibunya sebuah amplop
dan kalunng serta cincin yang selalu ia pakai semasa hidupnya.
Sesampainya aku dirumah kubuka amplop itum,dan
isinya surat yang tertulis
Dear sayangku,
Betapa mulianya Allah
menciptakan insane seperkasa dirimu
Betapa kuatnya gemuruh angin
membawa mu masuk kedalam hidupku
Sayang,terimakasih kau mau
menjadi yang terindah dari yang paling indah didunia ini untukku
Kamu berikan segala yang
terindah untukku
Kamu ajari aku semua yang
terbaik
Dear cintaku,
Betapapun hati ingin menutup
kemungkinan untuk mencintaimu
Tapi aku tak pernah mampu
menahannya
Walaupun aku hanya pengagum
dalam diam
Tapi aku bahagia,aku bangga,aku
nyaman dalam mengagumimu,mencintaimu dan menyayangimu
Dear,
Maafkan aku yang tak pernah
menceritakan musibah ini padamu sebelumnya
Aku hanya tak ingin kamu lari
dari hidupku saat kau tahu ini
Ampuni aku,yang selalu
membuatmu repot
Aku tak pernah ingin
menyakitimu
Dear,
Mulai hari ini mulai saat ini
Aku tak akan lagi mau
merepotkanmu
Walau saat ini jasadku tak lagi
mampu menghangatkanmu,
Tapi rasa ini tak akan pernah
benar-benar meninggalkanmu
Akan tetap abadi menyelimutimu dalam kebekuan
Menemanimu dalam setiap
kesunyianmu
Dan senantiasa memandangmu saat
bibir indah itu terbuka untuk tersenyum
Dear,
Jaga baik-baik sepasang mata
itu,jangan kau biarkan dia bengkak
Hanya untuk menangisi sesuatu
yang telah pergi
Aku sayang kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar