Label

Kamis, 29 Mei 2014

Pengagum Dalam Diam


“hal yang paling indah didunia ini adalah when I find something to admire
Terindah kadang belum menjadi yang paling indah yang pernah setiap insane rasa.Kadang yang paling indah bukan sesuatu yang cantik,bukan yang tampan,bukan yang mewah.Bagai kunang-kunang yang hanya Nampak dimalam hari,dia tak pernah bersinar seterang lampu kota,but you know what?oh God betapa indahnya dia walau hanya dengan tubuh kecil,cahaya kecil,tapi pesonanya luar biasa.
Malam minggu tempo itu,ku arungi ratusan debur-debur ombak kesunyian dengan seorang diri.Ku ikuti langkah kakiku yang mulai tak terarah oleh otak dan hatiku.Dan berhentilah aku dirumah sahabatku,Diyan namanya.Dia membawaku kesuatu tempat yang asing untukku.Tempat itu sama sekali tak menarik hasratku untuk sekedar berkata “lumayan nyaman”.Ditengah rasa bosan yang mulai melandaku,datanglah seorang gadis cantik(terlihat lebih muda dariku).Gadis itu menyapaku “hay..”
“yaa”jawabku singkat
“kenapa murung?bukan harusnya bersenang-senang kalo datang ketempat ini”
“ah kepo aja nih.kamu sendiri kenapa ngga gabung mereka”Tanya ku balik
“nggak ah,lagi galau hehe”jawab ringannya
“haha masih model galau ya?” sedikit mengejek
“ah apaan coba.Oh ya siapa nama kamu?”
“aku Riyon,kamu?”menyodorkan tangan
“oh keren.Revo”menjabat tanganku
“haha kayak motor ya”celetukku
Di situ akhirnya aku mulai akrab dengannya.Setelah ngobrol panjang akhirnya aku tahu bahwa dia berhenti sekolah karena keterbatasan biaya.Sudah hampir dua tahun ini dia bekerja sebagai pelayan caffe,hasilnya dia gunakan untuk menghidupi keluarganya,karena sang ayah bukannya mencari nafkah untuknya melainkan menyusahkan.Ayahnya suka berjudi dan bermabuk ria diluar rumah.
Malam ini cukup terhibur akhirnya setelah bertemu gadis tadi.Akupun kembai kerumah dengan hati yang lebih baik dan dengan nomor telepon si gadis itu.
Dua bulan pertama aku dekat dengan Revo,saat aku mengajaknya kepantai dia bersandar dibahuku dan menangislah dia disitu.Dia bercerita bahwa dia saat ini sedang bingung mencari biaya untuk berobat ibunya yang mengidap penyakit tumor diperutnya.
“memang adik butuh berapa untuk biaya itu semua?”tanyaku
“untuk operasinya semua butuh lima juta kak,tapi tabungan Revo baru ada satu setengah juta kak.Revo bingung kak harus cari dimana lagi,gaji sebulan saja hampir pas-pasan untuk makan sehari-hari dan membayar uang kontrakan”jelasnya disertai tetes air mata  dari mata yang cantik itu
“aduh,udah adik sayang jangan nangis lagi ya kakak nggak kuat lihatya.Besok kita ke dokter ya buat nyembuhin ibu adik,masalah biaya nanti kakak yang lengkapin ya”lerai ku sambil menyeka air matanya
Akhirnya,Rabu pagi tepatnya,ku jemput Revo bersama ibunya untuk ku rujuk kerumah sakit agar ibu Revo segera dioperasi.Pukul 10.15 wib ibu Revo masuk ruang operasi.Sebelumnya aku urus administrasinya,untuk membayarnya terpaksa ku bobol tabungan ku di ATM.Aku menunggu bersama Revo diruang tunggu,disitu aku dikejutkan oleh Revo yang tiba-tiba memberiku sebuah kecupan dipipi kiri ku,
“eh Revo kok cium kakak ?kakak kan bukan siapa-siapanya Revo”tanyaku penasaran
“justru itu kak,kakak yang bukan siapa-siapa Revo aja mau bantu ibu Revo yang sedang sakit,makasih ya kak”timpalnya
Pukul 14.00 wib,operasi selesai dan berjalan dengan lancer bahkan kata dokter sangat lancar.Setelah ibunya dipindahkan ke ruang rawat pasien aku minta pamit pulang kepada Revo juga ibunya dan berjanji esok aku akan menjemput mereka pulang kerumah.
Empat bulan berlalu setelah operasi ibunya berlangsung.Kini ku perhatikan akir-akhir ini kondisi Revo semakin lemah,dia sering tak memberi kabar padaku,jika ku ajak keluar seringnya ia menolak dengan segala alasan yang dibuatnya.Dan beberapa waktu yang lalu saat kutemui ia di rumahnya dia terlihat pucat dan semakin kurus dan dia saat itu telah mengenakan hijab(subhanallah cantiknya dia).Mungkin itu akibat dari penyakit yang sudah sejak usia 8tahun menyinggahi tubuh mungilnya itu.
Flashback
Aku tahu Revo mengidap Leukimia dari temannya yang bernama Deasy.Dulu pernah hampir sampai satu minggu Revo tak dapat ku hubungi.Karena cemas kudatangi caffe tempatnya bekerja untuk sekedar tahu keadaan dia.Tapi saat itu tak ku temui dia disana.Dan akhirnya aku tanya dengan salah satu pelayan disana yang ku tahu namanya adalah Deasy.
“ee maaf mbak,boleh saya meminta waktunya sebentar?”izinku
“ada apa ya mas?kiranya ada yang bisa saya bantu”jawabnya dengan ramah
“saya  mau tanya tentang…” ungkapku terputus saat sang manager memanggilnya
“maaf mas,saya dipanggil bos.Bagaimana kalau nanti saja ketika saya sudah selesai kerjanya,tinggal sebentar saja ini”jelasnya
“oh baiklah,nanti saya tunggu didepan ya”
“baik mas” jawaban sopannya sambil melemparkan sebuah senyuman
Setengah jam aku nunggu diluar akhirnya dia datang juga,dan menyapaku yang tengah berusaha menghubungi nomor telepon Revo.
“mas”
“eh,iya.Sudah selesai?”tanyaku
“sudah mas,mas mau bertanya apa tadi”selidiknya
“ini loh,saya itu khawatir sama Revo,hampir seminggu ini dia tak lagi memberi saya kabar.Nomornya tak pernah dia aktifkan”
“maaf sebelumnya,memang mas ini siapanya Revo ya?”
“saya temannya,yaa kebetulan akhir-akhir ini lagi deket sama dia”
“oh,saya akan cerita,tapi mas tak perlu menceritakan hal ini pada siapa pun sekalipun Revo.Gini mas,Revo itu sebenarnya telah mengidap penyakit Leukimia sejak dia masih berusia 8 tahun.Tapi dia tetap ceria dan tegar dihadapan orang-orang sekitar dia.Dia itu tidak pernah memperdulikan penyakitnya,kedokter saja hanya sekali waktu dulu saat pertama kali dia tahu mengidap Leukimia.Dia merasa kasihan dengan keluarganya jika harus minta berobat karena keluarganya bukan tergolng orang kaya.Terlebih bapak tirinya yang begitu acuh pada dia dan keluarga”jelasnya panjang lebar.
Next
Sabtu malam minggu itu ku ajak Revo jalan,dia menyetujuinya dan sepakat ku jemput kerumahnya pukul 15:00wib.Saat aku sampai rumahnya dia telah menungguku diberanda rumahnya dengan sebuah gaun sangat indah disertai hijab dikepalanya,subhanallah cantiknya dia hari itu.                                                          Lalu kuturun membukakan pintu mobilku untuk mempersilahkan Gadis manisku itu.Dalam perjalanan itu kami berdua banyak diam,entah mengapa hilang sudah semua pertanyaan yang sempat kusiapkan dari rumah tadi.Tiba-tiba..
“kakak mau ajak Revo kemana?”tanyanya memecah keheningan
“ketempat yang indah”
“yaa,tapi dimana ?”
“ada deh”sok misterius
Hampir tiba ketempat tujuan,kuhentikan laju mobilku dan meminta Revo untuk memejamkan matanya.
Akhirnya kami sampai ketempat yang aku tuju,yaitu pantai pangandaran.Kuajak dia ketempat itu karena itu impiannya.Yaaa walaupun dia tinggal di Bandung sejak lahir tapi belum pernah dia ke pantai itu.
Saat kubuka matanya di tepi pantai itu dia berteriak kegirangan dan memeluk erat tubuhku.”termakasih tuhan telah engkau anugerahkan kepadaku kakak yang sebaik ini”kalimat yang pertama ia ucapkan saat memandang pekat ke langit yang mulai keemasan saat itu tanpa melepas gengamannya ditanganku.

Dua hari setelah masa indah itu tak lagi aku mendapat kabar dari Revo.Sore itu saat handphone ku bordering menyadarkanku dari lamunanku yang tertuju pada Revo
“ini benar kak riyon?”suara parau disebrang sana
“yaa,saya sedang bicara dengan siapa?”
“ini kak,aku Mina adeknya kak Revo.Kak Revo masuk rumah sakit,kak”suaranya bergetar
“kenapa kakakmu?sekarang dirumah sakit mana?”selidikku cemas
Setelah mendapat kabar itu aku bergegas menuju rumah sakit dimana Revo berada.Sampai disana Revo masih berada diruang ICU.Setelah menunggu beberapa waktu akhirnya dia dipindah keruang rawat pasien dan aku menemaninya beserta ibu dan adiknya.
Dua hari menginap dirumah sakit akhirnya Revo sadar,dan saat ia sadar (belum sempat membuka matanya) dia memekik..”KAK RIYON”.Subhanallah begitu sayangkah dia padaku?
“iya adek,kakak disini disamping adek”menggenggam tangannya

Sejak hari itu kondisinya telah membaik,dia mulai mau makan minum dan banyak berbincang-bincang.Dan sore itu dia memintaku untuk mengantarnya ketaman dekat rumah sakit itu.Dia terlihat lebih segar dari beberapa hari yang lalu.Disitu dia banyak bercanda banyak ketawa bersamaku,dan tiba-tiba dia meraih tanganku dan berkata “kak,terimakasih kakak telah begitu baik menjadi kakaknya aku.Aku bersyukur,sangaaat bersyukur pada Allah yang telah membawa kakak ke hidup aku.”
“iya adekku sayang,kakak juga sangat bersyukur bertemu adek”ucapku sambil ku elus kepalanya

          Malam hari pun tiba,entah mengapa malam itu aku tak punya keinginan untuk pulang kerumah.Mulai sore itu tak lepas aku memandangi wajah ayu Revo yang entah kenapa wajahnya tiba-tiba jauh lebih cantik dan bercahaya dari biasanya.Pukul 19:00 wib,waktunya dia makan ngga biasanya dia meminta sendiri untuk ku suapi,dan saat kusuapi dia habis lebih banyak dari biasanya.Seusai makan ku tawari dia untuk minum obat tapi dia menolak dan berkata”udah ah kak,aku bosen minum obat itu terus,aku mau bobok aja nanti juga hilang sakitnya hehe”.
Setengah jam dia tertidur dengan tangannya masih dalam genggamanku,tiba-tiba dia kejang-kejang.Karena panik ku pencet bell darurat dari kamar rawatnya untuk memanggil dokter.Dokter datang dan segera member bantuan pada Revo,namun Allah telah memilihkan jalan lain untuk dia.Revo pun tak tertolong lagi.
          Pagi harinya jasad almarhummah segera dikebumikan diTPU dekat tempat tinggalnya.Seusai prosesi pemekaman itu aku diberikan oleh ibunya sebuah amplop dan kalunng serta cincin yang selalu ia pakai semasa hidupnya.
Sesampainya aku dirumah kubuka amplop itum,dan isinya surat yang tertulis

Dear sayangku,
Betapa mulianya Allah menciptakan insane seperkasa dirimu
Betapa kuatnya gemuruh angin membawa mu masuk kedalam hidupku
Sayang,terimakasih kau mau menjadi yang terindah dari yang paling indah didunia ini untukku
Kamu berikan segala yang terindah untukku
Kamu ajari aku semua yang terbaik
Dear cintaku,
Betapapun hati ingin menutup kemungkinan untuk mencintaimu
Tapi aku tak pernah mampu menahannya
Walaupun aku hanya pengagum dalam diam
Tapi aku bahagia,aku bangga,aku nyaman dalam mengagumimu,mencintaimu dan menyayangimu
Dear,
Maafkan aku yang tak pernah menceritakan musibah ini padamu sebelumnya
Aku hanya tak ingin kamu lari dari hidupku saat kau tahu ini
Ampuni aku,yang selalu membuatmu repot
Aku tak pernah ingin menyakitimu
Dear,
Mulai hari ini mulai saat ini
Aku tak akan lagi mau merepotkanmu
Walau saat ini jasadku tak lagi mampu menghangatkanmu,
Tapi rasa ini tak akan pernah benar-benar meninggalkanmu
Akan tetap abadi  menyelimutimu dalam kebekuan
Menemanimu dalam setiap kesunyianmu
Dan senantiasa memandangmu saat bibir indah itu terbuka untuk tersenyum
Dear,
Jaga baik-baik sepasang mata itu,jangan kau biarkan dia bengkak
Hanya untuk menangisi sesuatu yang telah pergi
Aku sayang kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar